Kamis, 18 November 2010

Pesan Natal KWI - PGI 2010

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)
TAHUN 2010

"Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia"
(bdk. Yoh. 1:9)


Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
1. Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup"1. Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: "Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya"2. Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk merenungkan harapan itu dengan tema: "Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia".
2. Saudara-saudari terkasih,
Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konsti-tusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam ke-rukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan "peradaban" yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; "peradaban" yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka tidak memiliki kesempatan bersuara; "peradaban" yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas-dendam: suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian dari pada budaya cinta yang menghidupkan.
Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penang-gungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kiner-ja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. So-rotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terung-kap dengan praktek korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat mempri-hatinkan, karena itu adalah kejahatan sosial.
Kenyataan ini yang berlawanan dengan keadaan masyarakat yang sema-kin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan kerja, semakin mem-perparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campur-tangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu.
Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus menjelma menjadi ma-nusia, sudah datang ke dalam dunia. Walaupun banyak orang menolak Terang itu, namun Terang yang sesungguhnya ini membawa pengha-rapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu me-numbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidak-adilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kege-lapan, sebagaimana dikatakan oleh Penginjil Lukas: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang"3.
Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya4. Semua yang dilihat-Nya baik adanya itu5, yang telah dirusakkan dan diceraiberaikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita menerima kembali, „Ÿ dan demikian juga menya-tukan diri kita dengan „Ÿ karya penyelamatan Allah yang baik bagi semua orang.
Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di da-lam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus, berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.
3. Saudara-saudari terkasih,
Peristiwa Natal membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan kesejahteraan ber-sama.
  • Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat kristiani di tanah air tercinta ini: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan"6, karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.
  • Selanjutnya kita wajib ikut-serta mewujudkan masyarakat yang sejah-tera, adil dan makmur, bahkan melalui usaha-usaha kecil tetapi konkrit seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, antara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.
  • Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secara proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.
  • Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik iba-dat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetap-kan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.
Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesahajaan penyembah-penyembah-Nya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap-gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang7.[1]Dengan demikian perayaan Natal menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakkan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:


SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011



Jakarta, 12 November 2010

Atas nama



PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI),
Ketua Umum: Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Sekretaris Umum : Pdt. Gomar Gultom, M.Th.

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI),
Ketua: Mgr. M.D. Situmorang OFMCap.
Sekretaris Jenderal: Mgr. J.M. Pujasumarta




Senin, 15 November 2010

Evaluasi Kinerja Dewan Paroki

Mulai hari Rabu, 10 November 2010, Dewan Paroki Santa Maria Kartasura memulai kembali dinamika hidup menggereja khususnya mengevaluasi kinerja Dewan selama setahun ini. Pada Awal tahun telah diusahakan kinerja Dewan Paroki yang visioner yang terwujud dalam program-program kerja selama tahun 2010 ini untuk mewujudkan visi misi paroki. Dan inilah saatnya dimulai evaluasi program-program tersebut untuk menentukan status kinerja paroki yang nantinya menjadi salah satu data untuk melanjutkan program kerja tahun 2011 yang akan datang.

Evaluasi Dewan Paroki dimulai dengan evaluasi program-program kerja dari masing-masing tim kerja Dewan Paroki yang dikoordinasi oleh Ketua-Ketua Bidang masing-masing tim-tim kerja. Ketua-Ketua Bidang bersama Romo Paroki telah mempersiapkan materi dan format evaluasi sebelumnya, yang memudahkan tim-tim kerja untuk menilai keberhasilan program-program kerja mereka.

Hasil dari evaluasi dari tim-tim kerja dalam masing-masing bidang ini, akan diplenokan pada hari Rabu, 17 November 2010 kepada Dewan Paroki Pleno untuk dilihat sejauh mana : efektif efisien, signifikan-relevan, kinerja dewan paroki selama tahun 2010 ini untuk dikembangkan dan semakin ditingkatkan berbagai macam potensi dan peluang yang ada, serta semakin meminimalisir segala hambatan dan kelemahan yang terjadi selama tahun 2010 agar kelanjutan dari program-program visioner tersebut dapat berhasil guna dan tepat sasaran sesuai target visi-misi paroki. adapun format evaluasi dibuat dalam gambar di bawah ini:


Sabtu, 13 November 2010

POSKO GSM PEDULI MERAPI

Sejak meletusnya Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta - Jawa Tengah 26 Oktober 2010 yang lalu, Gereja Santa Maria Kartasura terlibat untuk mengembangkan sikap kepedulian terhadap sesama yang sedang mengalami musibah, harus mengungsi dan menghindar dari sebuah proses alamiah kegunungapian. Dalam rangka itulah, Gereja Santa Maria semakin membangun gerakan solidaritas - berbela rasa sebagai sesama sepeziarahan hidup di dunia untuk membantu mereka yang sedang berada dalam kesulitan di pengungsian.

Sejak tanggal 26 secara spontan maupun terencana, ada relawan-relawan muda yang siap untuk mengkoordinasi aneka macam bentuk sumbangan dan mendistribusikannya secara tepat sasaran ke berbagai tempat yang membutuhkan, melalui jejaring yang terbentuk secara spontan sekaligus sporadis baik melalui facebook, email, telepon selular, maupun juga informasi lisan dari pihak-pihak yang terkait.

Peristiwa ini tentu selain menjadi sarana membangun solidaritas, semangat belarasa dan kepedulian sebagai sesama untuk sesama, juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya kebersamaan, persekutuan umat beriman kepada Allah yang tidak dipisahkan oleh agama, ras, golongan ataupun hal-hal yang kerap kali menjadi pemecah persekutuan, persatuan hidup berbangsa dan bernegara.

Ternyata, masih ada banyak orang yang peduli terhadap sesama tanpa memandang agama, ras, golongan dan pemisah-pemisah yang kerapkali menjadi "persoalan" (kalau tidak mau dikatakan dipersoalkan). Semoga peristiwa ini menjadi hajaran TUhan untuk manusia supaya manusia tanpa bencana pun, mampu membangun solidaritas, belarasa dan kebersamaan yang tulus di dalam berziarah di dunia ini sebagai sesama ciptaan Allah, sesama manusia yang saling membutuhkan di dalam membangun dunia ini menjadi layak huni bagi seluruh ciptaan-Nya yang mahakuasa.